WASHINGTON - Pengembangan teknologi robot, bisa dimanfaatkan untuk kepentingan di berbagai bidang. Bila di China, robot diciptakan salah satunya untuk memasak dan sebagai pelayan restoran. Sementara di Amerika Serikat (AS), robot bisa diciptakan untuk mendukung pertempuran di medan perang.
Dilansir Spacedaily, Minggu (23/12/2012), penggunaan robot dan pengembangan teknologinya menambahkan ke dalam dimensi baru yang bisa diaplikasikan di medan peperangan. Robot ini khususnya digunakan dalam militer Amerika Serikat.
Kendaraan udara tak berawak, pertama kali digunakan dalam perang intelijen. Selain itu, pesawat tersebut juga digunakan dalam misi pengawasan dan pengintaian serta menjatuhkan meriam ke area target musuh.
Tidak hanya itu, helikopter tak berawak dapat memberikan pasokan ke medan perang. Robot dengan sensor canggih juga dapat menemukan serta menonaktifkan ranjau darat.
Militer AS pekan ini mengumumkan demonstrasi dan pengujian sistem baru yang menguntungkan pasukan infanteri. Robot ditugaskan untuk membantu mengangkut perlengkapan militer, di mana masing-masing infanteri umumnya memikul beban peralatan seberat 100 pounds.
Dikenal dengan nama semi-autonomous Legged Squad Support System (LS3), robot berkaki empat ini dapat menangkut barang seberat 400 pounds. Daya jelajah robot ini juga mampu bergerak hingga perjalanan sejauh 20 mil.
"Ini tentang pemecahan masalah militer yang nyata, yakni beban yang luar biasa dari peralatan tentara dan marinir di Afganistan hari ini," ujar Letnan Kolonel Joseph K. Hitt, Program Manager di Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Amerika Serikat.
DARPA mengungkap bahwa jumlah dan berat perlengkapan yang mampu dibawa robot ini ditingkatkan. Sehingga, kemungkinan kelelahan, ketegangan fisik dan menurunnya kinerja pasukan bisa dikurangi.
Ia mengatakan, teknologi robot berfokus pada mobilitas, persepsi dan interaksi manusia dengan robot. DARPA berencana mengirimkan robot LS3 pertama kepada pasukan marinir Amerika Serikat dalam dua tahun. (fmh)