Jakarta - Personal Computer (PC) atau laptop yang diinstal dengan software bajakan menyimpan bahaya laten seperti malware dan sejenisnya. Tak sekadar menginfeksi komputer, bahaya lain juga mengintai pengguna software bajakan ini.
Dikatakan Reza Topobroto, Director Legal Affair Microsoft Indonesia, di dalam DVD software bajakan setidaknya rentan beredar 'penyakit' yang ditulari ke komputer, yakni virus, worms, trojan dan bots.
"Kami meneliti dengan mengambil sejumlah sampel 66 DVD bajakan dan 52 laptop PC bajakan di sejumlah negara di ASEAN. Forensic expert kami mengidentifikasi malware-malware yang ditemukan dan dibongkar tingkah laku dari malware itu. Ke mana malware itu berkoneksi. Karena para penjahat cyber tadi membawa pergi data-data pengguna," jelasnya.
Secara spesifik trojan misalnya, mampu melakukan kejahatan seperti, spyware, roque security software dan password stealer (pws). Dan semuanya nyaris ditemukan baik itu di DVD maupun laptop dengan software bajakan.
"Spyware, misalnya, ini mengoleksi banyak data, termasuk personal informasi seperti kebiasan berinternet, user login dan informasi kartu kredit," kata Reza, kepada sejumlah wartawan di Hotel Four Season, Kamis (20/12/2012).
Lain halnya dengan Roque Security software, modus ini seolah-olah mengamankan malware padahal sebaliknya.
"Sedangkan PWS lebih bahaya lagi karena mengirimkan data (yang telah dicuri-red) ke pencipta malware tersebut," tutur Reza.
Tak hanya itu, modus dengan aplikasi Ose.exe mampu berkamuflase sebagai sebagai Office dan mampu melacak password dan informasi penting lainnya.
Penanganan
Untuk itulah, Microsoft menyarankan konsumen untuk membeli laptop atau PC yang menggunakan software asli. Termasuk menghindari membeli laptop naked alias tanpa OS.
"Mengetahui software ini palsu atau asli mudah cukup melihat COA (Certificate of Authenticity) saja. Setiap produk PC dan laptop, software asli di belakangnya ada stiker COA. Namanya COA tidak pernah terpisah. Selalu ditempel. Jika ada yang terjual terpisah, patut dicurigai," lanjutnya.
Cara kedua adalah dengan melihat product key label yang biasanya dijual dalam bentuk CD. Ini juga harus dipastikan ada.
"Yang terakhir adalah dengan membeli PC dan laptop di toko resmi. Bukan toko abal-abal. Karena bahayanya biasanya besar," tandasnya.